
The 1st Summer Course on Oral History: Recalling the Survivor’s Memories
Dari tanggal 7 hingga 11 Juli 2025, Musyawarah Arsip yang diwakili oleh Fahmi Sukarta berpartisipasi sebagai peserta dalam 1st Summer Course on Oral History: Recalling the Memories. Kegiatan ini mempertemukan mahasiswa, peneliti, dan profesional dari berbagai tempat di Indonesia dan Belanda untuk mendalami satu pendekatan penting dalam studi sejarah, yaitu sejarah lisan. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Jurusan Ilmu Sejarah, Universitas Negeri Malang dan menghadirkan sejarawan seperti Fridus Steijlen dari Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde (KITLV), Leiden, dan Eveline Buchheim dari NIOD Institute for War, Holocaust and Genocide Studies, Amsterdam. Selain itu, hadir pula akademisi dari sejumlah universitas di Indonesia, seperti UGM, UNAIR, UNM, UKSW, UNUD, UNIMED, dan UPH. Selama lima hari, peserta diajak menjelajahi dasar-dasar teori sejarah lisan, praktik wawancara, hingga etika penelitian. Kelas yang intensif ini dilengkapi dengan kunjungan ke Pecinan Kota Malang dan Desa Pandansari, tempat para peserta mencoba langsung mewawancarai narasumber di lapangan. Mengapa sejarah lisan penting? Di tengah dominasi sumber tertulis, sejarah lisan memberi ruang bagi suara-suara yang kerap terpinggirkan. Ia menyuguhkan ingatan, emosi, dan pengalaman hidup yang tidak terekam di arsip resmi. Di sinilah letak kekuatannya: merekam sejarah dari bawah, dari cerita orang biasa.

Symposium: The Histories and Archives of Independent Art Spaces of Asia
Selama 3 hari dari 11-13 April, di Taipei, Taiwan, pendiri dan pegiat Musyawarah Arsip, MIrwan Andan berbicara dalam Symposium: The Histories and Archives of Independent Art Spaces of Asia yang diselenggarakan oleh Asia Art Archive (Hongkong, New Delhi, New York) bekerjasama dengan Taiwan Contemporary Culture Lab (C-LAB), Taipei. Pada simposium ini, dibahas tentang konsep Mattola Palallo, suatu konsep dalam kehidupan Orang Bugis yang sering disebut-sebut sebagai salah satu konsep berkelanjutan dengan menekankan pada aspek regenerasi, termasuk dalam praktik ruang seni dan kebudayaan. Lebih jauh tentang simposium ini bisa dibaca dalam tautan ini.